1. Dwaparayuga
adalah zaman ketiga dalam
siklus Yuga. Zaman
ini merupakan lanjutan dari zaman Tretayuga,
zaman ketika moral manusia sempurna. Zaman Dwaparayuga merupakan zaman sebelum Kaliyuga. Zaman
ini berlangsung selama 864.000 tahun. Merujuk pada apa yang tertulis di dalam Purana, zaman
Dwaparayuga berakhir di kala Kresna kembali ke kediaman abadinya di Waikuntha.
2.Kaliyuga
Dalam ajaran agama Hindu,
Kaliyuga (Dewanagari: कलीयुग) (disebut juga
"zaman kegelapan") adalah salah satu dari empat jenjang zaman yang
merupakan siklus dari Yuga.
Jenjang yang lain bernama Dwaparayuga, Tretayuga, dan Satyayuga.
Menurut Surya Siddhanta (kitab ilmu astronomis yang menjadi
dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha), Kaliyuga dimulai tengah malam pada
pukul 00.00 (atau 24.00), pada tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan
kalender Julian,[1] atau tanggal 23 Januari 3102 SM
menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut diyakini
oleh umat Hindu sebagai saat ketika Kresna meninggal
dunia. Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun. Pada zaman Kaliyuga, tingkat
moralitas yang tersisa hanya seperempat dari yang ada pada zaman Satyayuga,
sehingga lembu dharma hanya berdiri dengan satu kaki saja.[2][3]
Kebanyakan umat Hindu
meyakini sekarang adalah masa Kaliyuga, meskipun ada yang mengatakan sekarang
masa Dwaparayuga.
Menurut Sri Yukteswar,[4] semenjak tahun
1699 Masehi, bumi telah memasuki kembali zaman Dwaparayuga.
Namun, dilihat dari situasi dan kondisi, bagi kebanyakan umat Hindu, zaman sekarang
cenderung menunjukkan tanda-tanda zaman Kaliyuga. Semenjak tahun 3102 SM sampai
sekarang, zaman Kaliyuga baru berjalan selama kurang lebih 5000 tahun.
Pelafalan kata Kali
berbeda dengan Kālī. Kata kali dalam Kaliyuga tidak sama dengan
Dewi Kālī.
Dalam kata Kaliyuga, kali berarti manifestasi negatif dari Dewa Wisnu yang
menjalankan keburukan di dunia, sekaligus penyebab kehancuran.[5]
Sedangkan kata kālī pada Dewi Kali berarti hitam, kematian, waktu
(bentuk feminin dari kata Kāla).
Tanda-tanda zaman Kaliyuga
Dalam kitab Wisnupurana
dituturkan:
“
|
Pada masa Kaliyuga, ada banyak
aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat.
Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari.
Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu
menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang
memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah.
Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang
akan berkuasa.
|
”
|
Pada zaman
Kaliyuga, banyak perubahan tak diinginkan yang akan terjadi. Tangan kiri akan
menjadi tangan kanan, dan tangan kanan menjadi tangan kiri. Orang yang kurang
terpelajar akan mengajari kebenaran. Yang tua kurang sensitif terhadap yang
muda, dan yang muda akan berani melawan yang tua.
Pada zaman
Kaliyuga, orang-orang yang berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat, kebajikan
akan meredup dan berhenti berkembang.
Pada zaman
Kaliyuga, kehamilan di usia remaja bukanlah hal yang asing lagi. Penyebab
utamanya kebanyakan karena dampak sosial dari pergaulan yang dijadikan salah
satu kebutuhan utama dalam hidup.
Pada zaman tersebut,
umat manusia menjadi semakin pendek, raganya melemah secara mental dan
rohaniah. Umur manusia rata-rata kurang dari 100 tahun.
Pada zaman
Kaliyuga, para guru akan dilawan oleh para muridnya. Mereka perlahan-lahan
kehilangan rasa hormat. Pelajarannya akan dicela dan Kama (nafsu) akan
mengontrol semua keinginan manusia.
Semakin
bertambahnya orang-orang berdosa, keadilan menjadi ternoda, dan kemarahan Tuhan
akan mendera. Orang-orang berdosa akan dihukum melalui kejadian yang disebabkan
oleh kuasa Tuhan, tetapi orang-orang yang masih hidup dan sempat menyaksikannya
masih punya kesempatan untuk bertobat, atau tidak bertobat dan ikut dihukum
bersama orang-orang berdosa yang lain.
Ketika
pohon-pohon berhenti berbunga, dan pohon-pohon buah berhenti berbuah, maka pada
saat itulah masa-masa menjelang akhirnya zaman Kaliyuga. Hujan akan turun bukan
pada musimnya ketika akhir zaman Kaliyuga sudah mendekat.
(Dewanagari: सत्ययुग ; disebut juga Satyuga, Kṛta Yuga, Kertayuga) dalam ajaran agama Hindu, adalah suatu kurun zaman yang disebut sebagai "zaman keemasan", ketika umat manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para Dewa, ketika kebenaran ada dimana-mana, dan kejahatan adalah sesuatu yang tak biasa.
Permulaan dari siklus Yuga
Satyayuga atau Kertayuga, merupakan tahap awal dari empat (catur) Yuga. Siklus Yuga merupakan siklus yang berputar seperti roda. Setelah Satyayuga berakhir, untuk sekian lamanya kembali lagi kepada Satyayuga. Satyayuga berlangsung kurang lebih selama 1.700.000 tahun. Setelah masa Satyayuga berakhir, disusul oleh masa Tretayuga. Setelah itu masa Dwaparayuga, lalu diakhiri dengan masa kegelapan, Kaliyuga. Setelah dunia kiamat pada akhir zaman Kaliyuga, Tuhan yang sudah membinasakan orang jahat dan menyelamatkan orang saleh memulai kembali masa kedamaian, zaman Satyayuga.. Satyayuga, zaman keemasan
Satyayuga merupakan zaman keemasan, ketika orang-orang sangat dekat dengan Tuhan. Hampir tidak ada kejahatan. Pelajaran agama dan meditasi (mengheningkan pikiran) merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman ini. Konon rata-rata umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup di zaman ini. Menurut Nathashastra, di masa Satya Yuga tidak ada Natyam karena pada masa itu semua orang berbahagia.Pada masa Satyayuga, orang-orang tidak perlu menulis kitab, sebab orang-orang dapat berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Pada masa tersebut, tempat memuja Tuhan tidak diperlukan, sebab orang-orang sudah dapat merasakan di mana-mana ada Tuhan, sehingga pemujaan dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.
4.tretayuga
Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma (simbol perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, dimana setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu. Zaman Satyayuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, mantap. Pada masa Tretayuga, lembu Dharma berdiri dengan tiga kaki.
Pada zaman ini, manusia mulai melakukan dosa-dosa. Penjahat mulai bermunculan. Namun semua masih berjalan seimbang. Aktivitas yang berhubungan dengan agama dan kerohanian terjadi dimana-mana dan sangat erat dengan kehidupan manusia.
Pada zaman ini muncul berbagai peristiwa. Peristiwa yang paling terkenal adalah munculnya Awatara Wisnu yang kelima, keenam, dan kedelapan, yakni: Wamana, Parasurama, dan Rama.
Posting Komentar